ARSTITEKTUR BANGUNAN GEDUNG NASKAH LINGGARJATI



Gedung perundingan lingarjati terletak di desa linggarjati, kecematan cilimus, sekitar 14 kilo meter,dari kota cirebon. Gedung ini pernah jadi tempat perundingan pertama antara republik indonesia dengan belanda pada tanggal 11 sampai 13 november 1946. Dalam perundingan itu, pemerintah republik indonesia diwakili oleh perdana mentri sultan syahrir, sedangkan pemerintah kerajaan belanda diwakili oleh dr.van boer. Sementara yang menjadi pihak penengah adalah lord killearn, wakil kerajaan inggris. Perundingan tersebut menghasilkan naskah perjanjian linggarjati yang terdiri dari tujuh belas pasal yang selanjutnya ditanda tangani dijakarta pada tanggal 25 maret 1945. Persitiwa perundingan yang berlangsung tiga hari itu ternyata merupakan satu mata rantai sejarah yang mampu mengangkat nama sebuah bangunan mungil di desa terpencil itu menjadi terkenal diseluruh nusantara, bahkan diberbagai penjuru dunia. Bangunan itu kemudian dipugar oleh pemerintah tahun 1976 dan dijadikan sebagai bangunan cagar budaya dan sekaligus objek wisata sejarah.
Gedung ini pertama kali dibangun oleh tuan mergen atau yang dikenal juga dengan sebutan tuan tersana sekitar tahun 1921. Tuan tersana adalah pemilik pabrik gula tersana baru didaerah cirebon. Setelah menikahi seorang janda kembang bernama jasitem, konon ia kemudian membangun rumah peristirahatan atau vila, sebab daerah yang berada di ketinggian 400 meter diatas permukaan laut ini cukup sejuk dengan latar belakang pemandangan gunung ciremai yang indah.
Gedung linggarjati memiliki luas tanah 19.946 meter persegi. Dengan miliki bangunan dengan arsitektur zaman dahulu (arsitektur tua). Bahan-bahan pada gedung linggarjati memiliki kualitas yang sangat baik, terbukti sampai sekarang ini bangunan linggarjati masih kokoh berdiri. Pengerjaan bangunan ini sangatlah tersusun rapih dan indah dipandang mata. Setiap harinya para pengelola merawat bangunan itu dengan sangat baik contohnya saja, mengepel lantai tanpa menggunakan sabun, menyapu setiap sudut ruangan dengan bersih,mengelap kaca dan lain-lain. Semua hal itu sudah menjadi perlakuan yang datang dari hati nurani masyarakat sekitar yang peduli akan warisan budaya bangsa kita untuk warisan anak cucu dimasa depan.

5 artikel review (By : Reza Kusuma Dewi)

Nama                 : Reza Kusuma Dewi

Kelas/Tingkat   : Manajemen M/1

NPM                   : 118020438









MUSEUM LINGGARJATI - BANGUNAN CAGAR BUDAYA INDONESIA

Museum Linggarjati merupakan salah satu bangunan cagar budaya Indonesia yang berlokasi di Jl. Linggasana No.74, Desa Linggasana, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.


Berawal dari rumah gubuk milik Ibu Jasitem pada tahun 1918 yang kemudian dirombak menjadi bangunan semi permanen pada tahun 1930 oleh seorang Bangsa Belanda bernama Tersana (Margen).


Seiring berjalannya waktu, bangunan tersebut sudah beberapa kali berubah kepemilikan dari tangan satu ke tangan lainnya. Selain itu, seiring berubahnya kepemilikan, bangunan tersebut pun mengalami peralihan fungsi dari bangunan pribadi, villa, hotel, sekolah dasar, hingga akhirnya menjadi sebuah bangunan cagar budaya.


Diresmikannya bangunan tersebut sebagai Bangunan Cagar Budaya karena bangunan tersebut merupakan saksi bisu pengakuan bangsa Belanda terhadap Kemerdekaan Republik Indonesia dan memiliki histori sejarah yang berdampak hingga saat ini.


Peristiwa sejarah yang terjadi di dalam bangunan tersebut ialah terjadinya perundingan antara bangsa Indonesia dengan bangsa Belanda.


Perundingan tersebut menghasilkan beberapa perjanjian antara bangsa Indonesia dengan bangsa Belanda, salah satunya ialah pengakuan secara de facto bangsa Belanda atas Kemerdekaan Republik Indonesia.


Bermula saat masuknya AFNEI yang diboncengi NICA ke Indonesia menyebabkan terjadinya konflik antara Indonesia dengan Belanda yang melopori beberapa perundingan antara Indonesia dengan Belanda, salah satu perundingan yang terjadi adalah perundingan Linggarjati yang dilaksanakan di gedung Perundingan Linggarjati, Cilimus.


Pemerintah Inggris yang berperan sebagai penanggung jawab atas konflik politik dan militer di kawasan Asia mengirimkan Lord Killearn ke Indonesia sebagai mediator dalam perundingan antara bangsa Indonesia dengan bangsa Belanda.


Dalam perundingan ini Indonesia diwakili oleh Sutan Syahrir (ketua), A.K. Gani, Susanto Tirtoprojo, Mohammad Roem dan pemerintah Belanda diwakili oleh Wim Schermerhorn (ketua), H. J. van Mook, Max van Pool, F. de Boer.


Perundingan berlangsung pada tanggal 11 November 1946 sampai 13 November 1946. Meskipun berlangsung pada tanggal 11-13 November 1946 namun penandatanganan perjanjian dilakukan pada 25 Maret 1947 karena sebelum penandatanganan dilakukan, para delegasi melakukan perbaikan terhadap isi-isi perjanjian agar kedua belah pihak bisa menemui titik temu untuk menyetujui perjanjian ini.


Perundingan tersebut menghasilkan beberapa perjanjian yang disepakati oleh kedua belah pihak. Di mana perjanjian tersebut di kenal dengan nama Perjanjian Linggarjati sesuai dengan tempat diadakannya perundingan tersebut.


Beberapa poin dan pasal penting yang tercantum dalam perjanjian Linggarjati di antaranya sebagai berikut.


Pertama, Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu Jawa, Sumatera dan Madura.


Kedua, Belanda harus meninggalkan wilayah RI paling lambat tanggal 1 Januari 1949.


Ketiga, pihak Belanda dan Indonesia Sepakat membentuk negara RIS.


Keempat, dalam bentuk RIS Indonesia harus tergabung dalam Commonwealth/Persemakmuran Indonesia-Belanda dengan ratu Belanda sebagai kepalanya.


Dengan adanya penandatanganan tersebut, maka secara tidak langsung bangsa Belanda mengakui bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang sudah merdeka.


Sejak peristiwa perundingan tersebut, gedung ini sering disebut sebagai Gedung Naskah Linggarjati.


Saat agresi militer Belanda ke-2 gedung ini dijadikan sebagai markas bangsa Belanda dan sempat menjadi sekolah dasar pada tahun 1950 dengan nama Sekolah Dasar Negeri Linggarjati (SD Negeri Linggarjati).


Seiring berjalannya waktu, Pemerintah Indonesia menyerahkan gedung tersebut pada departemen pendidikan dan kebudayaan untuk dijadikan sebuah museum memorial.


Pada tahun 1976 museum tersebut diresmikan sebagai salah satu museum memorial dan bangunan cagar budaya yang dikenal dengan nama Museum Perundingan Linggarjati.










MENELAAH PERUNDINGAN LINGGARJATI DI KUNINGAN -JAWA BARAT   

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa bangsa Indonesia telah dijajah selama kurang lebih 3,5 abad oleh bangsa Belanda dan kurang lebih 3,5 tahun oleh bangsa Jepang.

Tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 Amerika Serikat menjatuhkan Bom Atom di Kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.

Tanggal 14 Agustus 1945 Jepang secara resmi menyerah kepada Sekutu di kapal USS Missouri. Singkat cerita, berita tersebut pun di dengar oleh golongan muda Indonesia yang akhirnya bergegas mendesak golongan tua supaya segera memproklamasikan Kemerdekaan Republik Indonesia.

Tanggal 16 Agustus 1945, naskah proklamasi kemerdekaan telah selesai dirancang dan siap di bacakan. Pagi hari, tanggal 17 Agustus 1945 Naskah Proklamasi Indonesia dibacakan oleh Ir. Soekarno yang di dampingi oleh Moh. Hatta pada upacara pengibaran sang saka merah putih di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56. Meskipun sudah memproklamasikan kemerdekaan, bangsa Indonesia belum sepenuhnya merdeka karena masih berstatus quo.

Masuknya AFNEI diboncengi NICA ke Indonesia karena pemberian status quo oleh Jepang menyebabkan terjadinya konflik antara Indonesia dengan Belanda.

Bangsa Inggris yang saat itu bertugas sebagai penanggung jawab untuk menyelesaikan konflik politik dan militer di Asia mengundang Indonesia dan Belanda untuk berunding di Hooge Veluwe, namun perundingan tersebut gagal karena Indonesia meminta Belanda mengakui kedaulatannya atas Jawa, Sumatera dan Pulau Madura, namun Belanda hanya mau mengakui Indonesia atas Jawa dan Madura saja.

Pada akhir Agustus 1946, pemerintah Inggris mengirimkan Lord Killearn ke Indonesia untuk menyelesaikan perundingan antara Indonesia dengan Belanda.

Pada tanggal 7 Oktober 1946 bertempat di Konsulat Jenderal Inggris di Jakarta dibuka perundingan Indonesia-Belanda dengan dipimpin oleh Lord Killearn. Perundingan ini menghasilkan persetujuan gencatan senjata pada 14 Oktober 1946 dan rencana untuk mengadakan perundingan lebih lanjut, yakni Perundingan Linggarjati yang akan dilaksanakan mulai tanggal 11 November 1946.

Tanggal 11 November 1946 dilaksanakanlah Perundingan Linggarjati antara Indonesia dengan Belanda di Gedung Perundingan Linggarjati Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Gedung ini dipilih karena lokasinya yang ada di tengah-tengah antara Ibukota Jakarta yang dikuasai Pemerintah Hindia Belanda saat itu, dan Yogyakarta yang dikuasai Pemerintah Republik Indonesia.

Perundingan ini dihadiri oleh para delegasi Indonesia dan delegasi Belanda dengan Lord killearn sebagai mediatornya. Selain para delegasi dari kedua belah pihak, Ir. Soekarno dan Moh. Hatta pun ikut menghadiri perundingan tersebut. Perundingan berlangsung tanggal 11-13 November 1946 dan resmi ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947 karena adanya beberapa pertimbangan yang harus disesuaikan dengan kehendak dari kedua belah pihak.

Berikut 3 poin penting yang terdapat dalam perjanjian Linggarjati dan terukir pada monumen batu yang ada di taman Museum Perundingan Linggarjati Kuningan, Jawa Barat.

Pertama, Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura. Paling lambat Belanda harus meninggalkan daerah de facto 1 Januari 1949.

Kedua, Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk negara Indonesia Serikat dengan nama Republik Indonesia Serikat yang salah satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia.

Terakhir, Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Indonesia Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.

Pelaksanaan hasil perundingan ini tidak berjalan mulus karena pihak Belanda masih salah menafsirkan isi dari perjanjian Linggarjati. Akhirnya, Belanda pun mengadakan Agresi Militer I pada 21 Juli 1947.








MUSEUM PERUNDINGAN LINGGARJATI - TEMPAT REKREASI EDUKATIF 

Museum Perundingan Linggarjati merupakan salah satu bangunan cagar budaya sekaligus tempat rekreasi edukatif yang berada di Desa Linggajati, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat.

Museum Linggarjati merupakan tempat bersejarah, di mana di tempat tersebut pernah terjadi peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia. Peristiwa tersebut ialah Perundingan Linggarjati antara bangsa Indonesia dengan bangsa Belanda.

Perundingan Linggarjati mencakup beberapa kesepakatan antara bangsa Indonesia dengan bangsa Belanda, salah satunya ialah pengakuan secara de facto mengenai Kemerdekaan Republik Indonesia oleh bangsa Belanda.

Sejak 1976 gedung ini diserahkan oleh pemerintah kepada departemen pendidikan dan kebudayaan untuk dijadikan Museum Memorial, yang hingga saat ini dikenal dengan nama Museum Perundingan Linggarjati.

Sejak diresmikan menjadi museum, bangunan tersebut dibuka untuk dijadikan salah satu tujuan rekreasi saat libur tiba. Selain berekreasi, kita juga akan mendapatkan pengetahuan mengenai sejarah khususnya mengenai perundingan linggarjati antara Bangsa Indonesia dengan Bangsa Belanda yang dilaksanakan di tempat tersebut.

Di sepanjang jalan menuju museum, pengunjung akan merasakan kesejukan alam kuningan yang masih asri. Saat sampai di museum, pengunjung dapat melihat indahnya gunung ceremai yang jarak pandangnya masih terbilang dekat.

Lapangan parkir yang disediakan di dekat museum cukup luas. Bagi sekolah-sekolah yang akan melakukan study tour, parkiran yang tersedia pun mampu menampung beberapa bus pariwisata dalam satu waktu.

Untuk masuk ke dalam museum, pengunjung hanya perlu membayar tiket masuk sebesar Rp. 2000 per orang untuk sekali masuk dan tanpa batasan waktu.

Di dalam museum, pengunjung diajak melihat dan merasakan sensasi bagaimana jalannya perundingan pada masa lalu dengan beberapa barang peninggalan dan barang duplikat lain yang ada saat perundingan berlangsung.

Di ruang perundingan, pengunjung dapat mengetahui nama-nama tokoh yang menghadiri perundingan linggarjati. Selain barang-barang yang digunakan pada masa lalu, di ruangan ini pengunjung pun dapat melihat beberapa gambar yang dilengkapi keterangan agar mudah mendapatkan informasi sesuai gambar yang ditampilkan.

Bagi pengunjung yang ingin penjelasan lebih rinci mengenai museum ataupun jalannya perundingan, di sini terdapat kurang lebih 12 pengurus dan pengelola dengan kemampuannya masing-masing yang siap mendampingi dan memberikan penjelasan mengenai jalannya perundingan.

Di bagian belakang museum terdapat kandang rusa dan taman luas yang dihiasi oleh pohon-pohon rindang dan terdapat pula tangga yang menuju ke bawah taman. Di taman bawah terdapat monumen yang bertuliskan poin-poin perjanjian linggarjati. Selain itu, terdapat pula batu hitam dengan ukiran lima pilar masyarakat Indonesia yang dibangun di atas monumen.

Ukiran kelima pilar tersebut antara lain, petani, pemuka agama, wanita, tentara, dan pemuda yang saling berangkulan. Hal ini menggambarkan kekuatan utama bangsa Indonesia yang selalu bersatu di tengah perbedaan status dalam membela kepentingan bangsa dan negara.

Di bagian taman bawah pun terdapat toilet umum (laki-laki dan perempuan) yang bisa digunakan oleh pengunjung dan pengunjung hanya perlu membayar Rp. 2000 per orang.

Saat waktu sholat tiba, pengunjung tidak perlu pusing mencari mushola karena di samping museum terdapat mushola yang bisa digunakan untuk sholat atau sekedar meneduh saat hujan turun.

Bagi pengunjung yang merasa haus atau bahkan lapar, di sekitar museum juga terdapat warung-warung yang berada di sekitar parkiran. Soal biaya, pengunjung tidak perlu khawatir karena warung-warung tersebut menyediakan berbagai jenis makanan dan minuman dengan harga yang cukup terjangkau.











NAPAK TILAS - GEDUNG PERUNDINGAN LINGGARJATI

Museum Perundingan Linggarjati merupakan tempat berlangsungnya Perundingan Linggarjati antara bangsa Indonesia dengan bangsa Belanda sekaligus menjadi saksi bisu peristiwa bersejarah. Di mana pada saat perundingan tersebut untuk pertama kalinya bangsa Belanda mengakui kemerdekaan bangsa Indonesia secara de facto.

Museum Perundingan Linggarjati berlokasi di Jl. Linggasana No.74, Desa Linggasana, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Lokasinya yang berada di pedesaan membuat lingkungan di sekitar museum masih sangat asri untuk dikunjungi.

Sebelum diresmikan, gedung perundingan tersebut merupakan rumah gubuk milik Ibu Jasitem yang dibangun pada tahun 1918. Seiring berjalannya waktu dan pindahnya hak milik, bangunan tersebut pun ikut berubah fungsi.

Pada tahun 1930, bangunan tersebut beralih tangan pada seorang berkebangsaan Belanda yang bernama Jacobus (Koos) Van os. Kemudian, ia mengubah rumah gubuk tersebut menjadi bangunan semi permanen yang merupakan cikal bakal gedung museum. Perubahan struktur bangunan memiliki tujuan awal sebagai tempat peristirahatan keluarga Van Os.

Tahun 1935, bangunan tersebut di kontrak oleh Heiker, seseorang berkebangsaan Belanda yang kemudian dijadikannya hotel bernama hotel Rustoord.

Tahun 1942 saat bangsa Jepang menjajah bangsa Indonesia, hotel tersebut diambil alih oleh bangsa Jepang dan berganti nama menjadi hotel Hokay Ryokan.

Tahun 1945 saat bangsa Indonesia merdeka, hotel tersebut diambil alih oleh pemerintahan bangsa Indonesia dan berganti nama menjadi hotel Merdeka.

Di sinilah asal mula sebuah Perundingan Linggarjati dilaksanakan. Bermula saat masuknya AFNEI yang diboncengi NICA ke Indonesia pada 29 September 1945 yang menyebabkan terjadinya konflik antara Indonesia dengan Belanda yang melopori beberapa perundingan antara bangsa Indonesia dengan bangsa Belanda, salah satu perundingan yang terjadi adalah perundingan Linggarjati yang dilaksanakan di gedung Perundingan Linggarjati, Cilimus.

Pada tanggal 11-13 November 1946, gedung tersebut dijadikan sebagai tempat berlangsungnya Perundingan Linggarjati antara bangsa Indonesia dengan bangsa Belanda. Gedung ini dipilih karena lokasinya yang ada di tengah-tengah antara Ibukota Jakarta yang dikuasai Pemerintah Hindia Belanda saat itu, dan Yogyakarta yang dikuasai Pemerintah Republik Indonesia.

Perundingan tersebut dihadiri oleh para delegasi bangsa Indonesia dan bangsa Belanda dengan Lord Killearn seorang berkebangsaan Inggris yang di tugaskan sebagai mediator dalam perundingan tersebut.

Perundingan Linggarjati menghasilkan beberapa perjanjian, tiga di antaranya terukir pada monumen batu yang terdapat di taman bawah museum. Tiga poin tersebut ialah sebagai berikut.

Pertama, Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura. Paling lambat Belanda harus meninggalkan daerah de facto 1 Januari 1949.

Kedua, Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk negara Indonesia Serikat dengan nama Republik Indonesia Serikat yang salah satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia.

Terakhir, Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Indonesia Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.

Semenjak Perundingan Linggarjati dilaksanakan di gedung tersebut dan menghasilkan naskah Persetujuan Linggarjati, gedung tersebut sering disebut GEDUNG NASKAH LINGGARJATI.

Tak lama, gedung tersebut sempat menjadi gedung kosong tak berpenghuni yang kemudian dijadikan sebuah sekolah dengan nama SD N Linggarjati.

Pada tahun 1976, gedung tersebut diserahkan oleh pemerintah Republik Indonesia kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan untuk dijadikan museum memorial bangsa Indonesia.

Sejak saat itulah gedung beserta lahan yang luasnya kurang lebih 20.000 m2 tersebut resmi dijadikan museum memorial dengan nama Museum Perundingan Linggarjati hingga saat ini.










BERLIBUR SAMBIL BELAJAR DI MUSEUM PERUNDINGAN LINGGARJATI

Museum Perundingan Linggarjati merupakan salah satu tempat wisata yang terletak di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Tempat ini bisa dijadikan tujuan wisata ketika libur tiba ataupun sekedar mengisi weekend bersama keluarga ataupun teman sebaya.

Lokasi museum yang mudah dijangkau oleh kendaraan pun merupakan suatu alasan museum ini menjadi tempat yang recomended untuk tujuan wisata bareng keluarga. Selain itu, lokasi museum yang berada di pedesaan pun dapat menghasilkan suasana baru setelah menghadapi kehidupan kota yang melelahkan.

Bagi pengunjung yang berlibur bareng keluarga besar menggunakan bus, tidak perlu mengkhawatirkan tempat parkir karena di depan museum terdapat tempat parkir luas yang dikhususkan untuk pengunjung museum.

Yang mau mengisi waktu berlibur namun uang hasil menabung tak sesuai ekspetasi, berlibur di sini bisa jadi pilihan loh. Tak perlu khawatir soal biaya masuk yang mahal, karena biaya masuk yang perlu dibayar sangat terjangkau, yaitu Rp. 2000 per orang dan ini hanya sekali untuk waktu yang tak ditentukan, dengan kata lain para pengunjung bisa bebas menghabiskan waktu di sini.

Seperti namanya, gedung ini pernah dipakai sebagai lokasi berlangsungnya perjanjian antara bangsa Indonesia dengan bangsa Belanda. Perundingan tersebut berlangsung pada 11-13 November 1946 dan dihadiri oleh para delegasi dari kedua belah pihak serta Lord Killearn yang bertugas sebagai moderator dalam perundingan tersebut.

Meskipun perundingan dilaksanakan pada 11-13 November 1946, namun penandatanganan baru dilaksanakan pada 25 Maret 1947 karena masih ada beberapa hal yang perlu disesuaikan sesuai harapan dan keinginan dari kedua belah pihak.

Hasil Perundingan Linggarjati ini menghasilkan beberapa kesepakatan bersama, dan terdapat 3 poin penting yang terukir pada monumen perundingan yang terdapat pada taman museum di bagian bawah. Selain monumen berisi 3 poin penting perjanjian, pengunjung akan merasakan sensasi jalannya perundingan saat memasuki gedung museum.

Di dalam gedung museum terdapat gambar-gambar mengenai sejarah gedung ataupun suasana perundingan pada masa dulu. Selain itu, di dalam gedung pun terdapat beberapa barang asli dan beberapa barang duplikat yang dipakai saat perundingan terjadi. Salah satu barang asli yang terdapat di dalam gedung ialah sebuah piano yang terletak di ruang tengah, tempa perundingan terjadi.

Keluar dari gedung, di sebelah gedung terdapat mushola yang diperuntukkan bagi para pengunjung yang akan menunaikan sholat.

Tak jauh dari mushola, terdapat kandang rusa yang belum lama ini ditambahkan oleh pihak pengelola untuk menarik minat pengunjung lebih banyak lagi. Rusa yang terdapat di sini, didatangkan langsung dari Istana Bogor.

Di samping kandang rusa, terdapat taman yang terbentang luas yang dihiasi dengan pohon-pohon rindang untuk menyejukkan lingkungan sekitar.

Saat pengunjung berada di taman bawah dan ingin pergi ke toilet tapi malas pergi ke toilet dekat gedung, tak perlu khawatir karena di taman bawah tepatnya di bagian kiri taman juga terdapat toilet umum pria maupun wanita yang bisa digunakan, dan pengunjung hanya perlu membayar Rp. 2000 per orang.

Saat pengunjung lapar atau haus, tak perlu khawatir karena di sekitar parkiran terdapat beberapa warung yang menyediakan makanan, minuman, dan jajanan dengan harga yang terjangkau.

Selain seru dan semua biaya masih terjangkau, rekreasi ke tempat yang memiliki histori sejarah juga bisa menambah pengetahuan kita mengenai perjuangan para tokoh terdahulu dalam menggapai kemerdekaan dan tentunya bisa menumbuhkan rasa nasionalisme kita pada negeri ini.

riview (adhi maulana)


Nama : Adhi maulana hardianto
Kelas : 1 M ( Manajemen )
NPM  : 118020437

REVIEW MUSEUM LINGGARJATI
1.   Tiket masuk
Untuk masuk dan melihat-lihat koleksi dalam museum ini pengunjung  harus membayar tiket masuk untuk menuju ke museum,meskipun demikian pengelola juga menyediakan kesempatan bagi wisatawan untuk berdonasi yang akan disalurkan untuk pemeliharaan dan perawatan beragam benda koleksi museum,harga tiket yang harus dibayar untuk transportasi bus adalah sekitar 10 ribu sementara untuk angkudes adalah rp.3000.

2.   Toilet
Toilet yang ada di bagian taman museum linggarjati itu dibangun oleh pengelola museum linggarjati dan bermanfaat untuk pengunjung untuk membuang air kecil atau besar ,sebelumnya toilet juga ada lagi tempatnya didalam  gedung museum linggarjati,toilet yang ada didalam itu dibangun oleh para jaman dahulu dan digunakan untuk para tokoh-tokoh pahlawan yang berdiam di gedung museum linggarjati,ukuran toiletnya lumayan besar dan bersih dan terawat oleh pengelola museum linggarjati .

3.   Mushola
Mushola yang ada pada bagian pinggir museum linggarjati itu dibangun oleh jaman dahulu mushola yang begitu luas digunakan untuk para tokoh-tokoh menjalankan sholat dan sampe sekarang mushola tersebut digunakan para pengunjung museum linggarjati untuk menjalankan sholat,mushola tersebut cukup bersih desain nya menarik dan cukup memadai untuk para pengunjung untuk sholat ditempat mushola yang ada di gedung museum linggarjati tersebut,tempat wudhu nya juga bersih terawat, cukup lumayan luas dan disertai toilet terawat juga.
4.   Luas lahan
Luas lahan museum perundingan linggarjati berdiri di atas areal tanah seluas sekitar 24.500 meter persegi dan dengan luas bangunan yang di renovasi menjadi mjuseum pada tahun 1997 ini terdiri atas : ruang sidang,ruang sekretaris,kamar tidur,ruang pertemuan presiden,kamar tidur bagi para para tokoh,ruang makan,kamar mandi/wc,ruang setrika,gudang,bangunan pavilion dan garasi. Selain itu juga terdapat taman yang ada pada bagian depan dengan banyak pohon pohon hijau yang tumbuh di tanah lahan tersebut,lahan tersebut digunakan para pengunjung untuk beristirahat seusai telah melihat koleksi koleksi yang ada di dalam gedung museum linggarjati ,arena taman juga sering dijadikan tempat poto poto.

5.   Kebun binatang rusa
Museum perundingan linggarjati juga terdapat kebun binatang yang dihuni oleh binatang rusa,terdapat beberapa binatang rusa yang mendiami kebun binatang tersebut selain itu kebun binatang digunakan juga para pengunjung untuk melihat lihat rusa dan berfoto poto,kebun binatang tersebut dibangun oleh para pengelola museum linggarjati untuk menambah-nambah hiburan bagi kalangan anak anak yang gemar melihat binatang,kebun binatang rusa tersebut cukup luas dan terawatt bersih tempat nya jadi sudah nyaman bagi pengunjung yang melihat se ekor rusa.


Petugas Museum Linggarjati (Review by Amelia Putri)

Gedung naskah museum linggarjati tentu memiliki banyak petugas untuk membantu pemerintah menjaga tempat bersejarah tersebut. Terhitung lebih dari 10 orang petugas yang menjaga gedung tersebut.

Petugas tersebut dibagi menjadi beberapa bagian. Ada bagian pemandu museum, oenjaga tiket, kebersihan, dan juga keamanan. Untuk bagian pemandu museum, petugas diwajibkan memahami betul apa yang terjadi di balik gedung ini. Karena petugas pemandu museum diberi tugas untuk menjelaskan kepada pengunjung sejarah yang berada di gedung ini. Para petugas pun diwajibkan untuk ramah pada pengunjung agar memberikan kesan yang baik dan pengunjung juga menjadi nyaman. Terbukti, petugas gedung naskah tersebut sangatlah ramah dan mau membantu ketika pelajar diberi tugas untuk mewawancara. Selain ramah, petugas pun sangat baik dalam mengerjakan tugasnya. Seperti pemandu museum yang menjelaskan sedetail-detailnya sejarah gedung ini, petugas kebersihan yang selalu menjaga kebersihan gedung ini dan juga petugas keamanan yang menjaga keamanan gedung ini agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Para petugas ini sangat berjasa bagi gedung naskah perjanjian linggarjati. Karena tanpa mereka museum ini tidak akan bisa terawat dengan baik dan tidak akan bisa menjadi museum favorit para pelajar.

Perjalanan Menuju Museum Linggarjati (Review by Amelia Putri)

Tidak hanya museum linggarjati yang memiliki keindahan, perjalanan menuju gedung tersebut pun memiliki keindahan yang sangat sulit di dapat di rumitnya perkotaan.



Dari Cirebon menuju museum linggarjati memerlukan waktu sekitar 1 setengah jam hingga dua jam menggunakan kendaraan roda empat. Tetapi tidak membosankan karena pemandangan yang disuguhkan sangatlah indah. Pemandangan gunung ciremai salah satunya. Tak dapat dipungkiri jika pemandangan gunung adalah salah satu dari sekian banyak keindahan alam yang dapat dinikmati oleh manusia. Gunung ciremai sendiri merupakan gunung tertinggi di jawa. Pemandangan asri dengan pepohonan lebat di sekitar gunung ini membuat mata menjadi sejuk. Persawahan yanh dilewati untuk menuju gedung naskah linggarjati pun membuat udara menjadi segar dan dingin. Hanya saja jalan yang dilalui terkadang tidak mulus. Banyak jalan yang belum diperbaiki sehingga masih bolong dan sedikit menganggu perjalanan. Tetapi terlpas dari itu pemandangan yang disuguhkan mampu menghilangkan rasa kesal saat di perjalanan.

Taman yang Berada di Museum Linggarjati (Review by Amelia Putri)

Museim linggarjati selain menampilkan sejarah tentang perjanjian linggarjati juga menyediakan sarana untuk berekreasi lho yaitu taman yang luasnya sekitar satu hektare lebih.

Taman ini merupakan taman peninggalan pemilik rumah sebelum adanya gedung naskah perjanjian linggarjati. Dulunya taman ini merupakan kebun yang dirawat oleh pemilik rumah dan sekarang dihadikan taman yang luas nan terawat untuk memfasilitasi pengunjung yang ingin berekreasi. Taman ini diselimuti oleh rerumputan hijau dan juga dikelilingi oleh pohon yang menjulang tinggi. Taman ini berada di luar gedung naskah perjanjian linggarjati. Untuk mencapai ke taman para pengunjung bisa menggunakan tangga yang disediakan. Taman ini sangatlah bersih mengingat para petugas rutin membersihkannya. Tidak ada sedikitpun sampah yang berserakan. Petugas sangat memperhatikan kebersihan taman tersebut agar terjaga keasriannya. Taman tersebut juga memiliki rerumputan yang hijau dan terlihat sehat. Terbukti jika para petugas merawatnya dengan baik. Pengunjung merasa nyaman berada di taman ini karena selain udaranya yang sejuk, keadaan taman pun bersih.

Tak ayal banyak pengunjung yang membawa bekal dari rumah untuk dimakan di taman ini menggunakan alas berupa tikar. Pengunjung juga bisa bermain bola di taman ini mengingat tamannya sangat luas dan memiliki lapangan di bagian paling bawah. Pengunjung tidak merasa bosan ketika berada di taman yang luas ini.

Halaman Parkir Museum Linggarjati (Review by Amelia Putri)

Hallo travellers. Bingung mau menghabiskan waktu liburan ke mana? Kami punya rekomendasi nih. Museum linggarjati Kuningan bisa menjadi rekomendasi untuk kalian berlibur bersama keluarga, sahabat, teman maupun pacar lho.

Museum linggarjati terletak di daerah Kuningan. Museum yang berisikan tentang sejarah perjanjian linggarjati ini sudah populer di kalangan masyarakat sekitarnya. Terkenal dengan kebersihannya dan juga tamannya yang luas dan bersih. Selain itu museum linggarjati ini juga memiliki halaman parkir yang luas. Halaman parkir ini terletak di sebrang gedung museum tersebut. Halaman parkir museum linggarjati disatukan dengan beberapa warung untuk mengisi tenaga para pengunjung. Halaman parkir ini dijaga oleh petugas parkir yang berdiam di pos ketika kendaraan memasuki halaman tersebut. Halaman parkir yang dimiliki oleh museum linggarjati terbilang bersih dari sampah dan tidak terlihat kumuh. Halaman parkir museum ini berada di luar ruangan sehingga udara sejuk dapat dinikmati. Kendaraan yang diparkirkan di halaman tersebut pun dalam keadaan aman karena petugas yang amanah dan bertanggung jawab. Untuk biaya parkir roda empat dikenakan biaya Rp. 5000 sedangkan roda dua Rp. 2000. Biaya parkir yang murah tersebut menjadi kelebihan dari museum ini.

SATU TAMAN SERIBU CERITA


Ada pepatah mengatakan bahwa didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat,hal ini mungkin bisa terjadi bila mana orang tersebut sering berolahraga di taman terdekat seperti di taman gedung naskah linggarjati. Olahraga dapat dilakukan apabila hati ingin berolahraga. Tempat yang indah dan asri tentunya, akan membuat kita merasa senang dalam menjalankan olahraga tersebut. Karna disekitar dikelilingi pohon-pohon,bunga-bunga yang hijau nan indah untuk kita pandang. Dan banyak anak sekolah yang bermain sambil belajar dan banyak juga anak-anak di sekitar gedung naskah linggarjati yang bermain bola di taman gedung naskah linggarjati pada sore hari.
Selain itu taman gedung naskah lingarjati tersebut sering dijadikan tempat pentas seni dan acara budaya untuk melestarikan budaya bangsa kita. Dan dengan adanya taman dapat membuat indah kota kuningan.
Dan biasanya tempat taman ini dijadikan tempat objek foto oleh para remaja yang ingin mengambil gambar tentang keindahan alam,karna taman ini taman ini sudah tertata rapih dan indah layaknya keindahan alam pada dasarnya.
Taman dilinggarjati ini sangat bersih, rapih dan tertata dengan baik, pohon pohonnya hijau dan segar karna pengurusan yang baik oleh pengelola taman. Gedung naskah linggarjati dibangun diatas lahan seluas 19.946 meter persegi. Lahan ini sangat luas sehingga dapat menampung 100 pengunjung setiap harinya.

ANALISA RUSA TUTUL DIGEDUNG NASKAH LINGGARJATI



Objek wisata sejarah gedung perundingan linggarjati kedatangan seekor rusa tutul, kelima rusa tersebut menempati kandang besi berukuran sangat besar yang letaknya tidak jauh dari gedung perundingan yang bersebelahan langsung dengan jalan warga.kehadiran lima rusa dari kebun raya bogor tersebut cukup menarik perhatian bukan hanya pengunjung objek wisata gedung naskah, namun banyak juga masyarakat sekitar dari kalangan ibu, bapak , dan juga anak-anaknya sebagai tontonan hiburan.
Dengan adanya satwa rusa di gedung perundingan linggarjati sebagai tontonan dan hiburan saat jalan-jalan sore bersama anak. Anak –anak juga sangat senang bisa melihat dari dekat dan memberi makan rusa tersebut.kebiasaan para pengunjung yaitu membawa beberapa bungkus wortel untuk memberi makan rusa, sebanyak 5 ekor rusa penghuni kebun raya bogor tersebut adalah dibawa ke gedung perundingan limggarjati karena adanya pengajuan dari dinas pemuda, olah raga dan pariwisata kabupaten kuningan.
Kehadiran rusa-rusa ini sebagai penarik wisatawan yang datang ke gedung perundingan lingarjati. Para pengunjung tidak boleh sembarangan memberikan pakan rusa-rusa tersebut melainkan harus ada izin dari petugas gedung perundingan tersebut. Makanan-makanan untuk diberikan kepada rusa-rusa tersebut seperti wortel, ubi ,atau sayuran-sayuran lainnya. Rusa itu dapat menjadikan nominal rupiah pemasukan pada kas pengelolaan museum linggarjati meningkat.
Rusa ini memiliki ciri pada tubuh seperti tutul dan dapat dibedakan antara betina dan jantan,apabila rusa itu memiliki tanduk yang besar maka rusa itu dinamakan jantan dan sebaliknya apabila rusa itu tidak memiliki tanduk maka di sebut betina.

AREA PARKIR GEDUNG NASKAH LINGGARJATi



Di tempat wisata gedung naskah linggarjati terdapat area parkir yang cukup luas untuk digunakan oleh pengunjung yang akan berkunjung ke gedung naskah linggarjati bagi pengunjung yang ingin memarkirkan kendaraan besar maupun kecil seperti ; bis, mobil wisata, mobil keluarga maupun mobil umum dan juga sepeda motor. Tempat parkir di gedung naskah linggarjati ini sangat memadai dan bisa menampung berbagai macam kendaraan.
Tempat parkir di gedung naskah linggarjati ini sangat baik dan cukup memuaskan karna penataanya sangat rapih dan juga dilengkapi dengan tempat sampah agar orang-orang atau pengunjung tidak membuang sampah sembarangan. Disisi lain keunikan area parkir gedung naskah ini adalah terdapat toko makanan dan minuman untuk beristirahat sejenak dan agar pengunjung bisa membeli makanan maupun minuman di sekitaran area parkir sehingga pengunjung tidak usah jauh lagi untuk membeli makanan atau minuman. Karna sudah tersedia toko makanan dan minuman di sekitar.
Selain itu area parkir gedung naskah linggarjati ini dapat memuat lebih dari 50 motor dan 20 mobil,karena area tersebut cukup luas untuk digunakan oleh para pengendara roda dua maupun roda empat. Selain tempatnya luas harga karcis yang ditawarkan tergolong sangat murah yakni RP.5000 untuk mobil dan RP.2000 untuk motor.
Disekeliling area parkir terdapat pohon-pohon yang biasa dipergunakan para pengunjung untuk berteduh memanfaat waktu untuk berhenti sejenak dari kegiatan yang melelahkan.dan pohon itu terdapat buah kersen yang dapat dipetik oleh pengunjung atau warga setempat yang nantinya dapat dimakan.

10.001 BENDERA MERAH PUTIH MENGHIASI AREA GEDUNG NASKAH LINGGARJATI




Dalam menyambut hari kemerdekaan republik indonesia yang ke-73,pemuda putra-putri menggelar gebyar 10.001 bendera merah putih yang ke-3 di area gedung naskah perundingan lingarjati kuningan,jawa barat. Seperti tahun-tahun sebelumnya, 10.001 bendera merah putih akan berkibar menghiasi gedung yang sangat bersejarah bagi bangsa indonsia.
10.001 bendera merah putih ini akan diisi dengan lomba-lomba foto dan selfie dengan memperebutkan hadiah tropi piagam dan uang jutaan rupiah dari pihak penyelenggara. Selain itu diacara puncak yang akan dilaksanakan pada  26 agustus 2018 akan digelar panggung hiburan dengan bermacam-macam kesenian tradisional maupun kesenian modern. Harapan diadakannya acara tersebut agar rakyat indonesia selalu mencintai bendera merah putih.
Bendera merah putih ini diharapkan akan tumbuh jiwa-jiwa nasional bangsa untuk menjaga keutuhan NKRI. Dengan diadakannya acara tersebut, letkol inf daru cahyadi soeprapto, sangat mengapresiasi acara tersebut. Beliau menagatakan untuk menjayakan kembali indonesia mari kita jaga NKRI dengan baik,kita kibarkan bendera merah putih dengan rasa bangga. Kita jiwai bahwa inilah simbol negara kita,yang harus kita perjuangkan dimana pun kita berada.
Saya bersyukur banyak yang membantu pemasangan ribuan bendera merah putih jika tanpa adanya mereka pemasangan bendera merah putih ini akan sangat lama,bukan hanya masyarakat saja yang membantu memasangkan ribuan bendera merah putih ini tetapi ada juga bapak dedi suhandi selaku ketua sentral komunikasi(senkom). Dia mengerahkan banyak anggota agar pemasangan bisa berjalan lebih cepat dan efektif.

MUSEUM LINGGARJATI    Hallo teman-teman. Bingung menentukan destinasi yang menarik dan juga beredukasi untuk mengisi waktu libur...